Jumat, 09 Februari 2018

Kapal Pesiar Berbentuk Rumah Adat Batak Kini Berlayar di Danau Toba

Pemerintah Kabupaten Samosir kini memiliki kapal pesiar berukuran kecil yang bisa disewa untuk berlayar mengelilingi Danau Toba. Dari jauh, kapal pesiar tampak seperti rumah adat Batak mengapung di atas air. Namun, setelah dekat, barulah tampak bahwa itu sebuah kapal pesiar yang berlayar.

Bentuknya seperti rumah adat Batak, lengkap dengan ornamen ukirnya. Kapal ini bisa dipakai atau disewa rombongan keluarga untuk berwisata dengan berbagai di Danau Toba seperti Tomok, Batu Gantung, Parapat, Air Terjun Situmurun Binanga Lom, Tomok. Paket wisata di sekitar Danau Toba ditempuh antara 6 sampai 8 jam dengan biaya Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Atap kapal menjulang tinggi sehinggga tampak menonjol dari kejauhan. Bagian depan dan belakang ditata sedemikian mirip dengan rumah adat yang didekorasi dengan ukiran khas Batak. Namun, bahan-bahannya tidak lagi dari kayu yang besar sehingga tidak akan terlihat tiang-tiang berbentuk kayu bulat.



 Kapal Pesiar Berbentuk Rumah Adat Batak

Kapal ini berukuran panjang 21,5 meter dan lebar 7 meter dengan bobot 10 gt. Strukturnya hampir seluruhnya terbuat dari bahan kayu sehingga bobotnya lebih berat dibanding kapal sejenis yang berkonstruksi baja.

Bobot yang berat membuat kapal ini lebih stabil dan tahan terhadap guncangan gelombang sehingga cocok untuk tujuan pelesir meski kecepatan menjadi berkurang.

"Tujuannya untuk pelesir dan menikmati keindahan alam, jadi kecepatan menjadi nomor dua," kata Pilippi Simarmata, Kepala Bidang Pengendalian Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir. Kapal ini berlayar dengan kecepatan 7,5 knot atau sekitar 12 sampai 13 kilometer per jam.

Konstruksi kayu dengan instalasi mesin model air tawar membuat getaran mesin berkurang, sementara bahan kayu yang dilapisi aspal yang menutupi lambung kapal menyebabkan suara mesin dapat lebih diredam. "Sehingga suara mesin relatif tidak terdengar, sehingga penumpang tidak terganggu suara bising mesin," kata Simarmata.

Kapal ini tetap stabil dan tidak terlalu goyang diguncang ombak. Untuk keselamatan, kapal ini dilengkapi dua sekoci dengan daya tampung 20 orang, pelampung keselamatan 65 buah, tabung pemadam kebakaran 3 unit, serta alat penunjuk keadaan darurat red hand flare. Kapal ini juga dilengkapi kompas dan peralatan GPS untuk panduan arah dan posisi kapal.

Sejak diluncurkan 28 Desember 2017, hingga kini telah disewa sebanyak delapan kali oleh rombongan keluarga dari Medan, Kisaran, Parapat, dan Samosir.

Bupati Samosir Rapidin Simbolon pada pekan lalu mengatakan satu keluarga asal Medan yang menyewa kapal pesiar itu menyatakan puas dan ingin menggunakan kembali kapal ini. "Saya yakin ke depan pasarnya akan tumbuh dan layanan kapal ini akan menjadi bisnis yang menjanjikan," kata Rapidin Simbolon.

Friska Boru Naiborhu, karyawan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir yang mengelola manajemen kapal itu mengatakan selain untuk tujuan wisata, kapal ini bisa dimanfaatkan untuk pertemuan bisnis, rapat, atau acara keluarga seperti pesta ulang tahun dan pesta pernikahan untuk ukuran terbatas. 


Credit to: sopo-toba.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar